“Tumbuh
itu ke atas, jangan ke samping”, kalimat slogan dari salah satu
iklan susu tersebut ternyata mengandung arti dan makna yang sangat
penting dalam kehidupan. Layaknya para tumbuhan yang memang tumbuhnya
ke atas, bukan kesamping (tumbuhan yang merambat dapat dikategorikan
ke dalam tumbuhan yang tumbuhnya ke atas dan memanjang). Hidup itu
juga selayaknya mencontoh dari filosofi tumbuhnya para tumbuhan.
Tumbuh ke atas berarti kita harus terus berusaha untuk meraih mimpi,
impian dan cita-cita setinggi mungkin. Setiap hari kita tumbuh dan
terus berkembang untuk menjalani hidup dan meraih tujuan. Jangan
tumbuh ke samping, berarti kita jangan memiliki terlalu banyak
keinginan, mau ke sana, mau ke sini, mau dapat yang ini, mau dapat
yang itu, yang akhirnya dapat menghadirkan ketidakseimbangan antara
tujuan hidup dan ambisi. Tanaman membutuhkan air, sinar matahari,
mineral atau pupuk sebagai faktor utama dalam perkembangbiakannya dan
pertumbuhannya. Begitu juga hidup yang membutuhkan spirit fisik dan
batin, support dan berbagai bentuk semangat, cinta dan kasih sayang
antar sesama. Teruslah tumbuh dan berkembang seperti tanaman yang
engkau tanam. Air yang membasahi akarnya, sinar matahari yang diserap
dengan sempurna, dan mineral yang disimpan dan diolah untuk
memperpanjang masa hidupnya. Menghasilkan tunas baru, berbunga,
hingga berbuah dan mendatangkan rezeki bagi makhluk hidup yang
lainnya. Maka, kita pun jangan pernah kalah dan menyerah bila
dibandingkan dengan perjuangan sebuah tanaman. Kita mendapatan
manfaat dari apa yang dihasilkan tanaman itu, keteduhannya,
penyerapan CO2-nya, daunnya, batangnya hingga buahnya. Tanaman yang
pada awalnya hanya berupa tunas, berkembang menjadi pohon yang
menghasilkan karya, hingga kemudian akan mengalami masa penuaan dan
masa pennon-aktif-an sebagai tanaman, sebagai bagian dari makhluk
hidup. Semuanya memiliki masanya sendiri-sendiri. Begitu juga kita,
pasti suatu saat yang meskipun tiada seorang pun yang dapat
mengetahui kapan dan dimana nyawanya akan diambil oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa. Maka, sebelum malaikat maut mendatangi dan akan
menjemput, sudah selayaknyalah kita mempersiapkan segala bekal amal
atas perbuatan selama kita hidup. Sudah sepantasnyalah kita
memanfaatkan anugerah berupa akal pikiran yang dapat menghasilkan
berbagai karya yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya. Sudah
sewajarnyalah kita meninggalkan harta warisan berupa ilmu dan amalan
yang tetap akan abadi dipergunakan oleh orang lain. Tanaman dan
manusia, sama-sama makhluk Tuhan, sama-sama diberi kehidupan,
sama-sama memiliki masa dan durasi untuk menikmati kehidupan,
sama-sama memiliki misi, visi dan tujuan hidup, sama-sama membawa
berkah, anugerah dan rezeki lewat caranya masing-masing, bahkan
sama-sama memiliki amal dan manfaat bagi makhluk hidup yang lain.
Maka, tetaplah tumbuh dan berkembang sampai batas waktu yang telah
ditentukan, sampai titik pengorbanan dan pengusahaan terakhir, sampai
orang lain dapat mengecap manfaat dari kehadiran kita di muka bumi
ini.
Hidup adalah sebuah pilihan.
Pilihan yang sudah jelas harus kita jalani. Dalam berbagai fase
kehidupan, kita pasti pernah merasakan apa itu yang disebut dengan
sebuah kebingunan (atau kegalauan - bahasa sekarang) untuk memilih
hal yang paling baik. Sebab secara naluriah, manusia akan mencari hal
yang terbaik baginya tanpa pernah mau merasa rugi. Maka dalam
menjalani pilihan yang telah kita ambil, kita perlu menjadi bijak dan
tidak rakus.
Untuk
menghibur diri, saya sering mengingat seorang laki-laki 80-an
tetangga saya di kampung, yang tak pernah bosan untuk pergi ke
kebunnya setiap hari. Ia selalu menanam apa saja. Kata-katanya yang
selalu terngingang di telinga saya adalah, “Saya setiap hari harus
menanam. Dan yang saya tanam adalah kebaikan. Orang menanam itu akan
panen, berapapun hasil panennya. Dan jika saya tidak sempat
memanennya, insya Allah anak cucu saya, atau keturunan saya kelak
yang akan menikmati hasil tanaman saya. ”
Kalimat
dari seorang kakek itu, sedikit memberi semangat tentang apa yang
sedang saya perbuat. Saya memaknai kata “menanam” dengan makna
yang maha luas. Tak hanya berkutat sebatas kepada tumbuh-tumbuhan,
tapi di segala sektor kehidupan.
Menolong
kucing yang masuk got, meminjami payung kepada orang yang sedang
kehujanan, menyingkirkan duri yang berserakan di jalan, mengihlaskan
hutang kepada para peminjam yang tidak mampu mengembalikan, menjadi
donatur tetap kepada TPA/TPQ kampung yang fasilitasnya serba minim,
dan segala apa yang saya tuturkan di atas, adalah tak lepas dari
filosofi “menanam”.
Logikanya,
siapa menabur akan menuai, orang yang menanam, pasti akan memanen.
Entah berapa yang akan dipanennya. Dan jika kelak yang menanam saat
ini belum bisa memanennya, itu juga bukanlah kesia-siaan. Anak cucu
kita bisa menikmati hasil tanaman baik kita. Tak percaya? Tanyakanlah
kepada kakek-kakek kita yang menanam pohon kelapa limapuluh tahun
yang lalu. Siapa yang menikmati hari ini?
Kalau
mengingat perbuatan sang kakek tua itu, saya makin menikmati apa yang
saya perbuat selama ini. Walaupun secara finansial saya belum
mendapat apa-apa. Toh, ternyata Allah SWT maha segalanya. Dia tidak
akan membiarkan hambaNya yang sedang kesulitan dalam hidup, dibiarkan
begitu saja tanpa ditolongNya.
The Last Word,, Alhamdulillah saat ini saya sudah memiliki 2 pohon yang sudah saya tanam. Tugas saya saat ini hanya menyirami, memberi pupuk, merawat dan menunggu saja sampai benar2 menjadi sebuah pohon yang bermanfaat dan menjadi pohon yang memberikan penghasilan kelak yang insya Allah bisa saya wariskan kepada anak saya kelak.
Terima Kasih kepada PT CAR, atas program 3i Networknya, saya sekarang menjadi punya tabungan untuk hari tua TANPA harus mengeluarkan uang untuk menabungnya, dan bahkan memberikan saya penghasilan. Kaya dijamin Tua terjamin.
Terima Kasih juga kepada PT. Bimasakti Multi Sinergi, atas produk Bebas Bayar nya yang luar biasa, saya sekarang sudah tidak pusing lagi melakukan pembayaran tagihan rutin bulanan dan lainnya TANPA harus mengeluarkan uang dari kantung pribadi untuk transaksinya.
Mudah2an Allah memberikan lagi petunjuk agar saya dapat menemukan dan menanam lagi pohon uang seperti yang diharapkan...Aamiinn...
The Last Word,, Alhamdulillah saat ini saya sudah memiliki 2 pohon yang sudah saya tanam. Tugas saya saat ini hanya menyirami, memberi pupuk, merawat dan menunggu saja sampai benar2 menjadi sebuah pohon yang bermanfaat dan menjadi pohon yang memberikan penghasilan kelak yang insya Allah bisa saya wariskan kepada anak saya kelak.
Terima Kasih kepada PT CAR, atas program 3i Networknya, saya sekarang menjadi punya tabungan untuk hari tua TANPA harus mengeluarkan uang untuk menabungnya, dan bahkan memberikan saya penghasilan. Kaya dijamin Tua terjamin.
Terima Kasih juga kepada PT. Bimasakti Multi Sinergi, atas produk Bebas Bayar nya yang luar biasa, saya sekarang sudah tidak pusing lagi melakukan pembayaran tagihan rutin bulanan dan lainnya TANPA harus mengeluarkan uang dari kantung pribadi untuk transaksinya.
Mudah2an Allah memberikan lagi petunjuk agar saya dapat menemukan dan menanam lagi pohon uang seperti yang diharapkan...Aamiinn...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar